Sejarah Meunasah Alue Ie Puteh
Gampong Meunasah Alue Ie Puteh dibentuk dan didirikan pada tahun 1911 oleh 7 orang pendatang dari Meurdu yang diketuai oleh Marzuki Bin Affan Al-Arabi, mareka melakukan pemugaran pertama kali dengan membersihkan hutan dan pengembangan lahan pada saat itu yang dilakukan selama 7 hari perbersihan hutan, lalu terjadi banjir besar dan mareka kembali ke kampong halamannya selama 5 hari. Namun ketika mareka kembali lagi menemukan seekor ikan ied puteh dilokasi yang terkena dampak banjir. Pada saat itu belum ada pemerintahan gampong hanya baru tahap persiapan pemugaran pemukiman serta lahan pertanian dan perkebunan. Marekapun tidak menetap lama disini. Ketika belanda datang pada saat itu wilayah ini dipimpin oleh T. raja Nago seterusnya oleh T. Raja Muhammad merupakan ulee balang yang dipercayakan oleh belanda untuk memimpin wilayah ini dari tahun 1927 – 1947 dan nama wilayah ini dikenal dengan nama kampong jawa.
Seiring dengan bertambahnya penduduk masyarakat Meunasah Alue Ie Puteh terus mengembangkan diri untik melanjutkan kehidupan, sebagaian besar penduduknya pada saat itu adalah petani tsawah dan pedagang. Sawah yang ditanam saat itu adalah padi piaman gayo (panen 1 tahun sekali) pada saat itu melakukan pengelohan tanah sawah masih dengan cara tradisional umumnya masyarakat menggunakan kerbau untuk membajak sawah. Petua Uroe menjadi Geuchik Meunasah Alue Ie Puteh dan sudah terbentuk pemerintahan gampong serta nama dari kampong jawa di ubah menjadi Meunasah Alue Ie Puteh. Gampong Meunasah Alue Ie Puteh dibagi menjadi 4 wilayah dusun yaitu Dusun Petua Leman, Dusun T. Raja Nago, Dusun T. Raja Nago dan Dusun Kampung Jawa.
